Ratusan Petani Sawah Sulu-Paslaten Rugi Enam Miliar

Buntut Setahun Tak Dialiri Air

CIMG6331.JPG

Amurang, KM –
Warga Desa Sulu dan Paslaten Kecamatan Tatapaan diprediksi mengalami
kerugian sekitar Rp 6 miliar, menyusul selama setahun sawah milik
ratusan warga tak dialiri air. “Kami merugi hingga Rp 6 miliar,” ujar
tokoh masyarakat (Tokmas, red) Desa Sulu,  Freddy Lamia dan Tokmas
Desa Paslaten,  Lexy Rembang kepada Koran Manado Selasa (01/02/2011)
kemarin.
Dijelaskan keduanya,  fenomena tersebut terjadi lantaran bronjong
tempat air mengalir mengarah ke 300-san hektar sawah tersebut rusak,
akibatnya air yang seharusnya mengalir ke lahan warga jadi terbuang
percuma. “Nah kerugian yang kami alami ini, sejak Februari tahun 2010,
namun hingga Februari 2011 ini bronjong tersebut tak kunjung
diperbaiki oleh Dinas PU Minsel lebih khusus Bidang Sumber Daya Air
(SDA),” ujar keduanya.
Namun ketika disentil kerugian materil yang dialami warga tersebut,
mereka menjelaskan bahwa minimal hasil panen yang sering didapat pada
satu hektar lahan 2 ton beras. Nah,  jika dikalkulasikan dengan 300
hektar lahan di kawasan tersebut,  berarti 600 ton beras yang
dihasilkan dengan satu kali panen. “ Dalam setahun petani 2 kali
panen, jika dihitung-hitung berarti dalam satu tahun 300-san hektar
sawah tersebut bisa menghasilkan 1,200 ton beras. Berdasarkan hasil
itu apabila dikalikan dengan harga beras 5000 per kilogram saja,
harganya bisa mencapai 6 miliar rupiah,” ujar Lamia yang turut
diaminkan Rembang.
Lanjut mereka, jika di tarik kebelakang, proyek perbaikan Bronjong itu
bisa dihargai Rp 50 juta, namun dengan tersendatnya proyek tersebut
berarti warga dua desa itu mengalami kerugian hingga Rp 6 miliar. (tm)
sumber dari cybersulut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sejarah tentang Lipan dan Konimpis

MAHASISWA STIEPAR MANADO TAKLUKKAN SOPUTAN

Tari Dodol Siap Buka Festival Teluk Amurang