Runtuwene: Bagaimana Menghilangkan Pengangguran & Kemiskinan
Drs Marthin Hard Runtuwene
BAGI PNS di lingkungan Pemkab Minsel, nama Drs Marthin Hard Runtuwene sangat dikenal. Lebih-lebih, pria Kelahiran Suluun, 09 Maret 1956 ini dipercayakan sebagai Kabid Perencanaan dan Pengendalian Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Minsel ini. Baginya, di Minsel ini masih banyak pengangguran. Selain pengangguran ternyata kemiskinan juga banyak di Minsel. Lantas, bagaimana solusi untuk menghilangkan mereka.
''Saya melihat, di Kabupaten Minsel masih banyak pengangguran. Maka dari itu, Bupati Tetty Paruntu dipastikan akan mendapat solusi bagaimana menghilangkan pengangguran di Minsel. Sama dengan kemiskinan di Minsel juga dipastikan hilang,'' jelas Runtuwene ketika bersua dengan Berita Minsel Senin (4/4) kemarin.
Menurut suami dari Aneke Suban, bahwa visi dan misi adalah soal pengangguran dan kemiskinan di Minsel harus disetarakan. ''Pengangguran, banyak SDM di Minsel. Tapi, ternyata banyak juga pengangguran. Tapi, tidak bisa diakomodir. Contoh adalah CPNS. Situasi disini, lakukan terobosan untuk menampung tenaga kerja dari pengangguran,'' sebut opa dari Semuel Junior Runtuwene dan Marthin Junior Runtuwene ini.
Ditambahkan ayah dari Arthur Runtuwene, SE dan Lucky Runtuwene, SE di Minsel selain pengangguran ternyata kemiskinan juga menjadi momok menakutkan. ''Padahal, di Minsel potensi banyak sekali belum tergarap. Karena keterlambatan konsep berpikir. Karena pula, banyak konsep-konsep emosional. Seperti tidak ada analisa, kajian dan telaan. Sehingga, sasaran tidak tepat atau kurang tepat. Olehnya, solusi dari kemiskinan adalah harus banyak lakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang imigrasi. Pasalnya, banyak pekerja dari provinsi (Sulut) bahkan dari lain datang di Minsel. Maka dari itu, bagaimana sikap pemimpin Minsel untuk berpikir soal kemiskinan di Minsel kedepan,'' tanya lelaki yang mantan Kabid Perencanaan Dinas Pendapatan Daerah semasa Drs Anton Rembang.
Selain itu, sebut Runtuwene, harusnya kalau masalah kemiskinan masih merambah di Minsel, kita harus pikirkan bersama. Supaya, kemiskinan berkurang untuk pengembangan SDM sendiri. ''Soal infrastruktur di Minsel, penilaiannya sudah ada kemajuan. Namun demikian, semua terpanggil dari kita, apakah kita akan memeliharanya,'' sebut Runtuwene. (andries)
sumber dari beritaminsel
Komentar
Posting Komentar