Pengalaman Wisata ke Kota Mati Bekas Perang Dunia II

Oleh -

Ada banyak peninggalan bekas Perang Dunia ke-2, salah satunya adalah kota mati di Haute-Vienne, Prancis. Kota ini benar-benar tanpa penghuni, seorang pun. Berani berwisata dan menelusuri tiap sudut di kota ini?

Sekitar 412 km sebelah selatan Paris, Prancis, ada sebuah kota mati. Benar-benar tanpa penghuni, kota ini adalah saksi bisu Perang Dunia ke-2. Namanya Oradour-sur-Glane, kota ini tak pernah dihuni lagi sejak 10 Juni 1944. Sebenarnya Oradour-sur-Glane adalah sebuah desa di Haute-Vienne, Perancis. Hanya saja, karena terlalu luas, desa ini lebih sering dikenal dengan sebutan kota.


Sejak saat itu, sekitar 150 tentara Jerman masuk ke Oradour-sur-Glane. Tanpa alasan yang jelas, pasukan elit Hitler menghancurkan seluruh bangunan di kota ini. Kota yang tadinya damai dan tentram saat ini tak ada lagi. Semua penduduk kota dibunuh secara brutal. 642 Orang tak bersalah meninggal sia-sia.

Tak ada lagi tawa riang anak-anak di Oradour-sur-Glane. Tak ada juga orang dewasa yang berlalu-lalang di sini. Semua bangunan hancur berantakan. Ada juga beberapa bangkai kendaraan tanpa pemilik berkarat di pinggir jalan.


Namun, ada beberapa orang yang tergerak untuk mengubah kota ini menjadi lebih hidup. Mereka kemudian membuat organisasi yang memungkinkan traveler untuk menjelajah kota ini sepuasnya. Dari situs resmi Oradour-sur-Glane, Jumat (4/10/2012), mereka tidak hanya membuat paket tur saja, tapi juga menyediakan kamar untuk wisatawan menginap.

Tidak sulit untuk mendaftarkan diri agar bisa mengikuti tur ini. Anda bisa datang ke museum-museum di Perancis untuk menanyakan informasi tentang paket tersebut.

Siapkan lampu senter untuk memudahkan penjelajahan. Sebab Anda akan masuk ke dalam kota ini pada malam hari. Tanpa alat tersebut, mungkin saja Anda tidak akan bisa melihat apa pun di sana. Sebab ini adalah kota mati, listrik pun tak ada di sini. Semalaman Anda akan dibebaskan menelusuri tiap sudut kota.

Jika Anda tidak punya nyali yang cukup, disarankan agar mengurungkan niat untuk menjelajahi Oradour-sur-Glane. Berdasarkan informasi dari traveler yang sudah pernah berkunjung ke sana, kota ini ternyata ada 'penunggunya'. Hiii!

Selain nuansa mistis yang kental, kota ini juga dibuatkan beberapa bangunan untuk mengenang para korban. Misalnya saja sebuah monumen yang berdiri tegak di tengah-tengah kota. Uniknya, di dinding monumen bertuliskan 642 nama korban Perang Dunia ke-2. Lalu ada juga sebuah bangkai mobil milik Desourteaux, dokter yang merawat para korban di camp penampungan saat itu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

sejarah tentang Lipan dan Konimpis

Oleh -
PEGUNUNGAN TARERAN Pegunungan Tareran adalah suatu daerah dataran tinggi bagian selatan tanah Minahasa di semenanjung bagian utara Sulawesi. Wilayah Pegunungan ini terletak di sisi sebelah utara sungai Rano i Apo serta di sebelah barat Pegunungan Soputan. Pada masa dahulu, pegunungan tareran masih merupakan hutan rimba dan belum dihuni oleh suku-suku di tanah Minahasa. Sesuai dengan musyawarah pembagian wilayah untuk anak suku malesung ( Minahasa ) pertama yang berlangsung di Watu Pinawetengan, wilayah pegunungan Tareran merupakan wilayah pembagian dari anak suku Tountemboan yang waktu itu telah menetap diselitar Gunung Soputan bagian utara seperti di pakasaan Tounkimbut dan pakasaan Tounpaso. Sejak terjadinya pertempuran tapal batas antara Minahasa dan Bolaang Mongondow, pegunungan Tareran ini mulai dilirik dan diperebutkan oleh kedua suku bangsa yang bertikai itu karena merupakan daerah strategis untuk mencapai kemenangan dalam pertempuran. Bagi kerajaan Bolaang Mongondow yang telah
READ MORE

MAHASISWA STIEPAR MANADO TAKLUKKAN SOPUTAN

Oleh -
Gambar
Mahasiswa Stiepar Manado Manado,- MAhasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) Manado yang tergapung dalam Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang diberi nama Forestryca mampu menaklukkan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa. Ketua Stiepar Manado, Drevy D Malalantang, S.Si SE MPd mengatakan kelompok Mapala tersebut, selain melakukan kegiatannya di lingkup lokasi kampus juga melakukan kegiatan di luar sebagai wujud kecintaan mereka terhadap lingkungan. "Selain melakukan pendakian atau penyusuran di pegunungan lainnya, Mapala Stiepar Manado juga sangat peduli terhadap lingkungan," katanya. Dibawah pimpinan President Badan Eksekutif Mahasiswa Jufri Kasubala serta diawasi oleh para Dosen, pendakian berjalan mulus dan berhasil menancapkan bendera Merah Putih dan bendera almamater tercinta STIEPAR Manado di Gunung Soputan. Katanya, pihak kampus mendukung penuh kegiatan-kegiatan eksta kurikuler dari mahasiswa, asakan tidak meninggalkan atau menomorduakan kewajiban
READ MORE

Tari Dodol Siap Buka Festival Teluk Amurang

Oleh -
Gambar
Rolly Barakati Amurang, DS-Salah satu pencapaian yang patut diacungkan jempol, sekumpulan putra-putri yang tergabung dalam Sanggar Seni Bukit Berbunga siap mengsukseskan Festival Teluk Amurang 2014 di Minahasa Selatan dengan menyiapkan satu tarian penyambutan, “Tari Dodol”. Tari ini (dodol-red) merupakan salah satu tari kebanggaan masyarakat Minahasa Selatan. Tari ini juga termasuk salah satu tari tuntutan dalam penyambutan para tamu dalam berbagai acara pemerintah. Tari Dodol Pencipta tari ini (tari dodol-red), Ronni Palar dan dikembangkan lagi oleh penata tari termudah dan terbaik yang dianugerahkan  Dinas Pariwisata Propinsi Rolly Barakati saat ditemui media online deliksulut.com mengatakan bahwa Tari Dodol ini diciptakan karena melihat ciri khas masyarakat Minsel dalam menyambut tamu seperti pada acara tahunan pengucapan syukur dengan memberikan ole-ole khas Minsel yaitu Dodol. “dengan itu, saya berkeinginan  menampilkan tari ini dalam pembukaa
READ MORE